Megawati Soekarnoputri pasti masih bersemangat mencalonkan diri menjadi Presiden Republik Indonesia. Kesediaannya menjadi kandidat presiden bukan isu lagi, malah sudah diperlihatkan terang-terangan. Lihat saja aktivitasnya selama ini. Sibuk mencari publikasi, sibuk pula konsolidasi partai.
Tentang kans sebagai presiden, Megawati jelas memiliki peluang besar terpilih. Setidaknya tiga besar pasti masuk. Sebagai partai politik besar, PDIP jelas memiliki massa besar. Jaringannya sudah masuk hingga ke tingkat kelurahan/desa. PDIP bukan partai ecek-ecek. Entah, nanti dalam PILPRES, PDIP akan menggadeng partai mana lagi untuk memenangkan Megawati.
Di sisi lain, ada kendala pencitraan partai berbasis nasionalis ini. Pertama, Megawati terlalu menonjol sebagai tokoh utama partai. Tokoh-tokoh partai lainya tak ada kesempatan untuk menampilkan diri. Paling jadi tokoh pendukung saja. Partai yang baik pasti menyebarkan pengaruh politiknya pada beberapa pimpinan partai. Bukan hanya satu orang yang selalu dimunculkan melainkan 50 orang. Keadaan seperti ini pada ujungnya menyebabkan partai terlalu tergantung pada keputusan satu orang. Kongres atau pun konvensi menjadi sekadar formalitas semata. Hanya sebagai legalitas atas keputusan satu orang, bukan keputusan bersama elit-elit partai.
Kedua, partai ini terkesan banyak konflik internal. Benturan kepentingan di internal partai menyebabkan banyak sekali tokoh-tokoh penting hijrah ke partai lain (ada juga yang kemudian mendirikan partai baru). Kesan yang muncul di publik, elit partai lebih sibuk dengan kekuasaan dan kepentingan masing-masing. Kepentingan partai dan kepentingan bangsa tak penting untuk diributkan. Masalahnya, konflik internal seperti ini bermunculan di media bagai banjir. Media yang senang memuat berita “panas” tentu saja senang dengan keadaa seperti ini. Berita konflik tersebut lebih banyak ketimbang beria positif dari partai ini. Citra buruk yang perlu diperbaiki kembali.
Walau demikian, kans Megawati untuk jadi presiden patut diperhitungkan. Suara pemilih saat pemilu pasti masih besar. Hanya saja, perlu was-was apabila di parlemen, suara PDIP akan drop drastis.
(Arahman Ali)
0 komentar:
Post a Comment