Home » » BAHASA MELAYU

BAHASA MELAYU


Tinggilah martabatnya sesuatu bangsa, berbahagialah bangsa itu yang
mempunyai serta menghargai bahasanya sendiri. Bahasa itulah cermin kemajuan
dan kemunduran sesuatu bangsa lahir dan batin, serta itulah tali yang
sekuat-kuatnya pengikat bangsa. Bagi kita anak Hindia sejati, bangsa
yang terperintah namanya besarlah retinya bahasa itu; ialah akan
membukakan pintu kemerdekaan kita, yang akan mengubah penghidupan
kita. Besarlah kerugian kita, lenyaplah kebangsaan kita, jika bahasa
kita sendiri kita abaikan, dan bahasa asing kita tinggi dan
muliakan, dan jika demikian niscaya senantiasalah kita akan diselimuti
mega kerendahan dan kehinaan, serta akan hidup dalam genggaman
belenggu ketundukan.

Apakah gerangan artinya suatu bangsa, jika bahasanya menjadi permainan
oleh bangsa asing, dan kemudian lenyap? Adakah pula tanah Hindia
yang selebar ini, yang didiami oleh berjuta-juta jiwa akan dimajukan
dengan bahasa asing?

Menurut keterangan orang yang ahli-ahli dalam bahasa, bahasa itu
ialah hasil dan buah pergaulan hidup. Seperti yang tercantum
diatas perubahan kemanusiaan keadaban, ilmu kepandaiannya,tertib
sopannya akan sama-sama atau sebanding turun naiknya dengan bangsa
dan bahasanya. Untunglah pemuda sekarang, telah bergerak pula menyelidiki
bahasa itu, apalagi bahasa yang hidup yang senantiasa tumbuh kemuka
dunia ini, laksana tumbuh-tumbuhan timbul dari tanah, dari bunga
menjadi buah, berubah menjadi tampang akhirnya menjadi sebatang
pohon yang berdaun rindang yang menyenangkan pemandangan. Bagaimana
tumbuhnya pohon tadi nyatalah bergantung kepada dingin tangan,
hemat dan cermat sipemelihara, demikian juga pupuk, hujan
dan panas yang tak boleh kita singkirkan.

Subur tidaknya sesuatu bahasa salah takluk kepada pupuk juga, baik
yang didatangkan dari luaran, maupun yang diusahakan bangsa itu
sendiri -- Sebagai kerajaan Amerika memperutangi kerajaan yang lain
macam itulah pula keadaannya, bahasa yang miskin berutang kepada
bangsa yang besar perbendaharaannya, sampai akhir kelaknya
bahasa tadi memenuhi keperluan rumah tangganya. Bahasa Melayu dalam
waktu yang akhir-akhir ini banyak mengambil kata dari bahasa asing
akan melahirkan barang-barang dan perkara yang baru-baru yang bukan
asli pada kita, kebalikannya pun demikian juga.

Sikap semacam ini bukannya membawa dan mendatangkan tokok tambah
kata-kata, saja bahkan juga rangkaian kata-kata yang jadi dasar
ilmu tulis menulis dan ilmu semi kita terus juga berubah.

Ilmu karang mengarang inilah suatu ujian dan ukuran akan penentuan dalam
dangkalnya kecerdasan suatu bangsa, serta tinggi rendahnya derajat
bangsa itu. Kepandaian seni yang terutama karang-mengarang tadi niscaya
akan tinggi pada bangsa yang memeriukan dan mementingkan ilmu
peradaban dan ilmu kepandaiannya.

Ambillah akan tiru teladan, pandanglah sebagai cermin, bukankah kaum
majikan kita sekarang didalam kebesarannya zaman yang berbahagia
mempunyai pengarang-pengarang yang masyhur dan kenamaan seperti
Hooft, Huygens, Vondel dsb. (1)

Setiap pertukaran zaman peredaran alam membawa perubahan dalam
bahasa. Bukankah di abad yang kesembilan belas, ahli-ahli syair,
bujangga-bujangga Belanda seperti Willem Kloos, Ferderik van Eeden
meadakan majelis dan sulaman baru?

Hanya sekarnag kita pikullah bersama-sama beban yang berat ini,
moga-moga berkat keyakinan kita ilmu bahasa Melayu kita kian
sehari akan bertambah cantik moleknya, bertambah tinggi dan mulia
derajatnya dimata ahli seni dunia, dari waktu yang silam.

D.S.S.

(1)Karang-karangan yang mengalir dari pena Rahsia Emas, Rinai dll
menunjukkan,bahwa bahasa Melayu telah bertindak kedarni penggubahan
yang baru. -RED.

Source: JONG-SUMATRA, April 1925, No. 3-4

0 komentar: