Home » » Teater, Benny Yohanes, Lagu

Teater, Benny Yohanes, Lagu

Kini sedang baca-baca tulisan Benny Yohanes ihwal teater. Tetapi sebenarnya lebih memperhatikan konsep-konsep yang ditelurkannya. Walau sudah jarang berkumpul lagi dengan seniman teater, namun masih memperhatikan perkembangan terkini teater Indonesia (dan kadang-kadang teater dunia). Untuk mengamati pertumbuhan teater yakni dengan membaca ulasan pertunjukan, berita pertunjukan, blog, ataupun dengan memperhatikan gosip-gosip yang beredar dari mulut ke mulut.

Salah satu tulisan yang mendapat perhatian ialah ulasan-ulasan teater yang ditulis oleh Benny Yohanes. Dari dulu, kalau sempat, dikumpulkan satu demi satu tulisannya. Mengapa? Karena dari ulasan yang dibuatnya kita dapat melihat gambaran pertumbuhan teater Indonesia. Ia rajin menonton teater, rajin mengumpulkan renik-renik teater, serta senang pula mengulas pertunjukan. Dalam ulasannya, ia kerap menggunakan pisau bedah yang dibuatnya sendiri. Istilah-istilah teater sendiri, sudut pandang sendiri, catatan-catatan personal.

Ini daftar ulasan yang pernah ditulisnya (yang terkumpul dalam rekaman dokumentasi pribadi):

- Teks Lateral dan Antagonis Kontemporer dalam Teater (2004)

- Ambiguitas Teater Realisme di Indonesia Teater Nasionalistis & Pseudo-Eropa (2004)

- Jejak Realisme dan Individualisme yang Mengendur, Pengalaman Teater di Indonesia (2004)

- Menonton "Zoom" Teater Mandiri di TIM, Teater Piktografik di Dunia Koyak (2004)

Ini yang berbentuk file, ada lagi yang tersimpan berupa guntingan koran. Untuk apa semua ini dikumpulkan dan dibaca kembali. Tak lain untuk merangkai gerak-gerik ideologi teater Indonesia. Sekaligus untuk melanjutkan kembali catatan perjalanan histori teater karya Jakob Sumardjo yang terhenti pada batas tahun 1990-an. Masih banyak dokumentasi tertulis yang tersimpan dalam lemari (kliping koran, buku, naskah drama, poster). Sedangkan untuk dokumentasi dalam bentuk foto dan video masih sedikit.

NOTE:

Sambil baca ulasan (dan menyusun rangkuman) teater Benny Yohanes terasa nyaman mendengarkan lagu Madonna, Linkin Park, Maksim, and Meatloaf. Maksudnya, lebih menyenangkan menonton teater, apalagi terlibat langsung dalam produksi, ketimbang mengulas pertunjukan.

1 komentar:

Teater Putih said...

Menarik sekali! apalagi kalo tulisan2 itu dipublikasikan.
Oya, saat ini saya sedang melakukan peneliatian ttg perkembangan teater Indonesia. Bgmnakah caranya mendapatkan tulisan2 mas Beny Yohanes itu?