Home » , » Adakah Revolusi Kedua dari Dangdut?

Adakah Revolusi Kedua dari Dangdut?

Buka email ada pesan dari Inside Indonesia, judulnya lumayan seram: A second revolution? Dalam benak terlintas agenda revolusi kedua dalam jagat politik di Indonesia. Maklum menjelang pemilihan presiden, tanpa pikir panjang langsung menuju situs Inside Indonesia. Ternyata ada subtitlenya: Dangdut music continues to be a vital part of Indonesian popular culture. Jadi ketawa sendiri. Gw terpedaya dengan pikiran sendiri. Tetapi setelah baca seluruh tulisan dari Sandra Bader ini, saya jadi berpikir ulang: benarkah ada revolusi kedua dalam musik dangdut? Sandra menunjuk Ridho sebagai pembawa angin perubahan ini. Namun, dalam penglihatan gw, Ridho masih belum membuktikan dirinya sebagai pembawa perubahan. Walau lagunya lumayan enak, namun belum begitu booming. Memang beberapa media cetak dan televisi menggemborkan-gemborkan lagu Ridho ini, tetap saja belum bisa dikatakan sebagai pembawa angin revolusi dangdut. Menurut gw, Inul lah yang membawa angin tersebut. Mengapa demikian? Dengan goyang ngebornya itu, dangdut masuk ke arena kontroversi publik. Dangdut menjadi pembicaraan dimana-mana, dibedah berdasarkan berbagai jenis teori, bahkan ada yang menganalisanya dengan teori fisika (lebbay banget).


Inul - Watch the top videos of the week here

Jadi ingat bagaimana kemunculan Inul. Dulu, kaset-kaset vcd Inul beredar terlebih dahulu lewat versi bajakannya. Setelah beredar cepat, barulah media mendongkraknya. Jadi Inul boleh dikata muncul dari arus bawah. Bukan ciptaan media massa, Inul muncul benar-benar dari selera konsumen musik dangdut. Sedangkan Ridho lebih banyak di support oleh media massa (salah satu pendukungnya, ya Sandra Bader). Bagi gw Inul tetap fenomenal, walau kemudian banyak menimbulkan kontroversi dari kelas menengah Indonesia (dianggap melanggar sopan santun), tetap saja Inul memiliki penggemar dari masyarakat bawah. Musik dan goyangan yang diusung oleh Inul bisa kita lihat di sekitar Pantura.




0 komentar: