Home » » Soekardjo: Tau Samawa dari Dulu Sudah Kenal Toleransi

Soekardjo: Tau Samawa dari Dulu Sudah Kenal Toleransi

Sumbawa Besar, Gaung NTB--Tradisi lisan bisa menunjukkan karakter masyarakat sebuah bangsa. Di Tana Samawa dikenal sastra lisan yang sudah lama ada yakni lawas. Sebagai sastra lisan yang lahir dari aktivitas rakyat inilah ajaran-ajaran moral disampaikan kepada keturunannya. Tau Samawa dari dahulu mengenal tentang keberagaman. Ajaran-ajaran moral tentang toleransi dan kerukunan seperti yang termuat dalam lawas Sumbawa. “Semua karakter Tau Samawa ada dalam lawas. Tau Samawa dari dulu mengenal keberagaman. Terlihat dari lawas len desa, len cara,” ujar pengamat budaya Sumbawa Soekardjo kepada Gaung NTB, Selasa (23/11).

Dari penelitian lawas Sumbawa yang dilakukan Kardjo, diketahui bahwa lawas-lawas yang diciptakan oleh pujangga lawas mendukung keberagaman suku, agama dan golongan. Salah satu lawas yang dikenal luas yakni “len desa len cara” artinya tiap desa memiliki karakter masing-masing. Tau Samawa sudah mengetahui bahwa tiap desa memiliki karakter budaya yang berbeda, perbedaan itu pun tidak menjadi masalah. “Itu sebabnya orang Sumbawa tidak ngotot kepada orang lain untuk sama,” ujarnya.
Lawas lain yang merujuk keberagaman yakni “mana tau barang kayu, lamen to sanyaman ate, ba nan si sanak parana”. Lawas tersebut menyampaikan pesan bahwa orang dari mana saja kalau bisa menyenangkan hati maka itulah saudara kita. Dalam arti luas, perbedaan suku dan agama tidak terlalu penting, yang utama terletak pada kesamaan hati.

0 komentar: